Kisah Kesetiaan Menepati Janji

Posted by tabah on


Yang pertama, Rasulullah berkisah, “Ada seorang Bani Israil (A) yang meminjam 1000 dinar kepada salah seorang Bani Israil (B). Si B meminta si A untuk mendatangkan saksi. Si A berkata, “cukuplah Allah sebagai saksi.” Si B meminta ditunjukan jaminan. Si A menjawab, “cukuplah Allah sebagai penjamin.” Si B percaya dan ia berikan 1000 dinar itu, sesuai dengan batas waktu yang disepakati bersama. Lalu si A pulang ke kampungnya diseberang sana. Ia kumpulkan uang hingga cukup jumlahnya sampai batas waktu pembayarannya.
                Ketika jatuh tempo itulah si A mencari kapal penyebrangan untuk membayar utangnya, tetapi pada hari itu tidak ada kapal penyebrangan. Akhirnya si A mengambil sebatang kayu, ia lubangi kayu itu dan ia masuki 1000 dinar pinjamannya itu disertai pesan kepada saudaranya disebrang. Ia ceburkan kayu itu di laut, disertai do’a, “ya Allah Engkau yang maha Mengetahui bahwa saya pernah berutang 1000 dinar kepada seseorang, ketika ia meminta jaminan, saya katakan, ”cukuplah Allah sebagai penjamin” dan ia menerima. Ketika ia meminta saksi, saya katakn,  “cukuplah Allah yang jadi  saksi” dan ia pun menerima. Dan sekarang sudah berusaha mencari penyebrangan untuk membayarkannya, tetapi saya tidak menemukannya, maka sekarang saya titipkan ini kepadamu Ya Allah”
                Setelah itu ia pergi sambil mencari kapal yang bisa menyebrangkannya. Si B yang dijanjikan dibayar pada hari itupun keluar ke pantai menunggu kapal yang datang, menjemput si A yang meminjam uang kepadanya. Kapal tidak ada yang merapat, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
                Ketika hendak pulang itulah ia melihat kayu mengapung, daripada pulang dengan tangan kosong ia ambil kayu itu, siapa tahu berguna untuk kayu bakar, sesampai dirumah kayu itu dibelah untuk dijadikan kayu bakar. Ketika dibelah, ia menemukan 1000 dinar dan catatan dari si A di seberang.
                Si A yang berusaha terus mencari kapal penyebrangan akhirnya menemukannya, dan berhasil menyebrang kerumah si B.
                Sesampainya di rumah B, si A menyodorkan 1000 dinar, dengan mengatakan, “demi Allah saya telah berusaha semaksimal mungkin mendapatkan kapal guna membayar utang, dan saya tidak menemukannya kecuali hari ini.”
                Kata si B “tidaklah kamu telah mengirimkannya padaku?
                Kata si A “bukankah sudah saya katakan saya tidak menemukan kapal penyebrangan.”
                Kata si B “sesungguhnya Allah telah menyampaikan kepadaku apa yang telah engkau letakan dalam kayu bakar.”(Tafsir Mukhtasar Ibnu Katsir)
Yang kedua, Abdullah bin Amir mengatakan, “ suatu ibuku memanggilku sedangkan Rasulullah sedang duduk dirumah kami, maka ibuku berkata “hai kemari, akan kuberi kamu.” Maka rasulullah Saw berkata kepada Ibuku, “apakah engaku mau menberinya? “ ibuku menjawab, “aku mau memberinya kurma.” Berkata rasulullah, “apabila engkau tidak memberinya sesuatu sungguh akan ditulis sebagai kebohongan.” (THR. Baihaqi dalam syu’banul Iman).

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment