“Dan ceritakanah(hai Muhammad kepada mereka) kisah
Ismail di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya,
dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi. (TQS. Maryam 19, 54)
Pada saat ini kita banyak
mendapati betapa orang-orang beramanah besar yang pelupa meski belum tergolong
pikun. Ya, terutama mereka yang melupakan janji dan mimpi yang dijanjikan pada
saat menghajatkan dukungan orang banyak kepadanya. Betapa orang begitu
gampangnya melalaikan diri untuk memenuhi janji? Atau, betapa banyak orang,
seolah menjadi lazim dan biasa, tidak berhati-hati untuk berkata-kata terutama
menjanjikan sesuatu kepada khalayak? Na’udzubillah
min dzalika! Apakah hal itu menunjukan betapa dangkalnya pemahaman mereka
terhadap Al Islam, sementara mereka mengurusi orang banyak? Apakah tidak ada
pertanggungjawaban di hari Akhir?
Menepati janji itu wajib
Sebagai seorang muslim kita
pasti tahu bahwa menepati janji itu wajib hukumnya. Oleh sebab itu jangan
gamong berjanji apabila berpeluang tak mampu memenuhi. Sungguh besar
konsekuensinya bila menyelisihi janji. Berikut adalah peringatan Rasulullah
Saw.
Rasulullah bersabda: “Ada empat hal jika ada pada seseorang maka
jadilah ia munafiq tulen, dan jika ada sebagiannya maka ia memiliki ciri-ciri
kemunafiqan, hingga ia bisa meninggalkannya.
1.
Jika dipercaya ia berkhianat, 2. Jika ia
bicara ia berdusta, 3. Jika berjanji ia mengingkari, 4. Jika berdebat ia curang”
(Muttafiq ‘alaih).
Rasulullah bersabda:
“Allah berfirman “ Ada tiga orang yang
minjadi musuhku di hari kiamat: 1. Orang yang memberikan janjian tapi
mengingkari, 2. Orang menjual orang merdeka lalu ia makan hasilnya, 3. Orang yang
mempekerjakan seseorang dan telah memnuhi permintaannya lalu tidak dibayarkan
upahnya”.(Terjemahan Hadits Qudsi riwayat Bukhari).
Nash-nash agar Tepat Janji
Islam telah memberikan
rambu-rambu dan peringatan yang keras dengan janji ini.
“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang
telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu pada-Ku, niscaya aku
penuhi janji-Ku padamu, dan hanya kepada-Kulah kamu harus takut(tunduk)”. (TQS.
Al-Baqarah 2, 40)
Israil adalah sebutan bagi nabi
Yaqub. Bani israil adalah anak keturunan nabi Yaqub As yang mashur dengan
sebutan bangsa yahudi. Janji bani israil kepada Rabb ialah: bahwa mereka akan
menymbah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman
kepada Rasul-rasul-Nya di antaranya nabi Muhammad Saw sebagaimana yang tersebut
di dalam Taurat.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu sebuah
kebajikan, akan tetapi kebajikan itu ialah beriman kapada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang
meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, membayar
zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalm kesempitan, penderitaan dan dalm peperangan. Mereka
itulah orang-orang yang benra imannya, dan mereka itulah orang-orang yang
bertaqwa.” (TQS. Al Baqarah 2, 177).
Aqad(perjanjian) mencakup janji prasetia hamba
kepada Allah dan perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji, sesungguhnya
janji itu pasti diminta pertanggungjawaban”. (TQS. Al Israa 17, 34).
No comments:
Post a Comment