Rasulullah Saw bersabda, “Bersabar adalah cahaya yang gilang
gemilang.”(THR. Muslim ). Seorang yang bijak mengatakan, “hendaklah engkau bersyukur atas segala
nikmat yag datang, dan bersabarlah atas segala bencana yang menimpa.” Sebagai
hamba Allah, maka musibah dan cobaan itu akan selalu datang menghampiri kita. Musibah
dan cobaan itu bisa saja mengenai diri pribadi kita, orang-orang tersayang
disekitar kita, tetangga dan masyarakat maupun negara kita ini. Menghadapai segala
macam rupa kesulitan dan kesusahan yang bertubi-tubi lalu sambung-menyambung
tersebut, maka hanya sikap sabar yang dapat memancarkan cahayanya. Cahaya kesabaran
itulah yang memelihara diri kita dari sikap berburuk sangka pada Allah dan dari
berputus asa dari RahmatNya. Cahaya kesabaranlah yang memberikan kita tuntunan
untuk kembali kepada cahaya Islam.
Diriwayatkan dari Abu Musa,
Rasulullah mengatakan bahwa Allah telah berfirman, "Wahai malakul-maut engkau telah mencabut ruh putra dari hambaKu !
engkau telah mengambil buah hatinya dan kesayangan pandangannya. Jawabnya, “Ya
!” lalu ia berkata “apa?” “jawabnya, “Ia membaca Alhamdulillah, innalillahi wa
inna ilaihi roji’un.” Maka Allah berfirman, “Bangunkan untuk hambaKu itu rumah
di Syurga, dan beri nama Baitulhamdi.” ( THR. Ahmad ).
Malahan cahaya kesabaran dan tawakkal itu memancar
selalu dikesempatan yang lain.Husain bin Ali Ra mengatakan bahwa Nabi saw
bersabda, “Tiada orang muslim yang
ditimpa musiabah,kemudian setelah lama teringat kembali, meskipun sangat lama
masanya, kemudian ia membacakembali, “inna lillahi wa inna ilaih raajii’ unn” ,
melainkan Allah akan memperbaharui keadaan itu laludiberinya pahala seperti
pada waktu menderita pertama kalinya.” ( HR. Ahmad, Ibnu Majah ).
Maka, marilah memberikan penilaian yang baik atas
segala musibah dan bencana ini agar ia memberikan kesadaran kepada kita, dan
mengokohkan Iman kita kepada Allah Swt, hanya kepada Allah kita memohon
peertolongan dan perlindungan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hakim bahwa Ali bin Abi Thalib ra bercerita, “Tatkala Rasulullah wafat dan berkumpul
orang-orang yang berta’ziah, datnaglah pendatang yang terdengar suara geraknya
namun tidak dapat dilihat sosok tubuhnya, ia berkata seakan-akan berpidato, “Assalamu’alaikum
Ahlal-baiti warahmatullahi wabarakatuh. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati, dan pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Sesungguhnya Allahlah
tempat orang berhibur dari musibah, mencari ganti dari yang binasa, dan mengejar
apa yang hilang. Maka kepada Allaahlah kamumeletakkan kepercayaanmu dan
kepadaNyalah hendaknya kamu tuangkan harapanmu. Dan sesungguhnya orang
kehilangan pahalalah yang terkena musibah. Wasalamu’alikum salam Wr. Wb.” Berkata
Ali bin Abi Thalib ra menurut riwayat ja’far bin Muhammad bahwa sang pendatang
itu adalah nabi Khidir As.
No comments:
Post a Comment