Makna Cinta

Posted by tabah on



         Cinta dapat dimaknai dalam dua makna. Cinta syahwati dan cinta imani, keduanya memiliki perbedaan dalam landasan kecintaanya.                Cinta syahwati adalah cinta yang timbul mengikuti syahwat yang memiliki kecenderungan menyukai atau menggemari sesuatu yang sangat tinggi dan terus menerus sehingga apapun dilakukan untuknya. Kecintaan ini lebih cenderung kecintaan terhadap kesenangan dunia , dalam sebuah hadits disebutkan:“Cintamu terhadap sesuatu menyebabkan buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)                Namun ternyata kecintaan ini telah menjadi sifat manusia yang telah Allah ciptakan untuk kita untuk bisa menikmati anugrah kesenangan kehidupan dunia.Allah Swr berfirman:“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita, harta, anak-anak, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran 3:14)                Itulah anugrah yang Allah berikan, sekarang tinggal bagaimana kita mengelola anugrah itu dengan baik. Bagaimana kita menempatkan posisi yang tepat untuk kecintaan kita terhadap kesenangan dunia ini. Pada saatnya nanti kesenangan ini bisa saja menjadi bagian dari ibadah kita jika mampu mengontrolnya dengan baik. Namun sebaliknya, bisa pula menjerumuskan ke jalan dosa jika kita menurutinya tanpa berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, karena bagaimanapun juga dunia ini adalah tempat singgah dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik.Kecintaan yang kedua adalah Cinta imani. Kecintaan ini adalah cinta yang lahir dari ketulusan iman kita kepada Allah Swt, bukan lagi dari keinginan yang mengutamakan unsur-unsur fisik dan naluri untuk bertahan hidup.“Paling kuat tali hubungan keimanan ialah binta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Tabrani)                Dari hadits di atas menunjukan bahwa mencintai sesuatu karena Allah adalah sebagian dari iman dan inilah tali hubungan keimanan yang paling kuat. Sehingga kecintaan imani adalah dasar bagi kita untuk dapat mengontrol cinta syahwati. Perwujudan dari kecintaan ini adalah perbuatan. Orang yang lebih mencintai Allah dibandingkan kecintaanya terhadap dunia, dan mencintai sesuatu karena Allah maka sempurnalah imanya seperti yang disampaikan oleh Rasulallah dalam sebuah hadits:“Barang siapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya.”(HR. Abu Dawud)     

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment