Assalamu’alaikum Tetangga !!

Posted by tabah on


“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Kemudian, maka jangan mengganggu tetangganya” (THR Bukhari Muslim).

Berbuat baik kepada tetangga merupakan salah satu parameter keimanan yang sering kali dilupakan para aktivis dakwah. Memuliakan tetangga merupakan salah satu indikasi adanya keimanan dalam qalbu seorang Muslim. Rasulullah telah berpesan, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tetangganya” (THR Muslim).
Demikian pula sebaliknya, apabila seorang mengaku Muslim tetapi akhlaknya buruk terhadap tetangga, maka ada cacat dalam qalbunya yang mengurangi kesempurnaan iman. Rasululllah bersabda, “Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! “
Sahabat bertanya, “Siapakah yang tidak beriman ya Rasulullah ? “ Jawab Nabi  SAW, “Orang yang menjadikan tetangganya merasa tidak aman dari gangguannya” (THR Bukhari dan Muslim).

Beberapa adab yang baik dengan tetangga, diantaranya:
1. Tegur-sapa, awal pembentukan Akhlaq
Mungkin diantar kita, sebagai seorang muslim, sangat tidak menyukai sesuatu yang sifatnya basa-basi. Padahal tidak semua basa-basi itu hasilnya selalu negatif, karena ada pula yang basa-basi bersifat positif. Misalkan basa-basi didalam bertetangga. Kenapa basa-basi? Kadang kita sadar akhlak yang baik itu belum tertanam dalam diri kita, sehingga merasa kaku dan kikuk apabila melakukan suatu “amal saleh”. Untuk menghilangkan rasa kaku dan kikuk inilah, beretegur sapa diperlukan sebagai latihan awla membentuk sebuah akhlaq yang baik.
“Sebaik-baiknya kamu adalah adalah yang terbaik akhlak budi pekertinya” (THR Bukhori dan Muslim).
Jika kita merasa belum mampu berakhlak mulia, terutama dengan tetangga, ada baiknya
dengan saling sapa. Awalnya terasa formal, tapi InsyaAllah lama-kelamaan akan menyatu dengan karakter kita.
2. Menghafal nama dan memanggil dengan nama akrab
Rasa akrab dengan tetangga bisa dibangun dalam wantu yang tidak lama, apabila kita bisa menghafalkan nama-nama mereka. Bahkan keakraban akan lebih cepat terjalin, apabila kita mengetahui pula silsilah keluarganya, kemudian dalam percakapan kita selalu menanyakan keadaannya. Seoarang bapak akan merasa sangat diperhatikan orang lain, apabila ditanya kabar anaknya, sepupunya atau familinya yang lain, baik ditanya nama meraka.
Lebih ideal lagi bila kita memanggil nama akrab kesukaan mereka, atau nama akrab tradisi setempat. Misalkan tambahan nama lik, kang, dik, pakdhe, budhe, jeng atau yang lainnya. Dan apabila ia mempunyai gelar diwilayahnya, maka kita berusaha menyusaikan diri dalam memanggilnya. Misalkan seorang guru didesa, biasa dipanggil nama pak guru, bukan nama sesungguhnya, maka kita harus bisa menyesuaikan. Sebutan adalah bagian dari penghormatan.
Tetangga akan senanatiasa menganggap kita sebagai makhluk asing apabila kita tidak hafal dengan nama-nama mereka, dan pembicaraan akan menjadi sangat menjengkelkan, apabila kita menanyakan sesuatu yang baru saja ditanyakan. “Bapak namanya siapa, Pak?”  Kemudian tetangga kita menyebutkan namanya. Besok ketika bertemu lagi, kita bertanya dengan pertanyaan serupa, “Bapak namanya siapa, Pak?” Maka pertanyaan seperti ini,  sebenarnya akan menjengkelkan mereka. Apalagi pertanyaan ini senantiasa terulang setiap kali bertemu.

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment