Mengingat Maut dan Ajal

Posted by tabah on

"Dimana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada pada benteng yang tinggi lagi kokoh" (TQS. An-nisa 4, 78)

1. Mengenal "Maut" atau "Ajal"
      Secara bahasa, kata maut berasal dari bahasa Arab yang berati mati, meninggal dunia". Bagaimana dengan "Ajal" secara bahasa kata Ajal berati akhir waktu pada kematian.
2. Ketetapan Allah 'Azza wa Jalla
      Imam al-Ghazali menjelaskan lebih jauh, "perubahan orang yang meninggal dunia terbagi pada dua segi yaitu:
Pertama dicabut atau dihilangkan seluruh anggota badannya. Begitu pula dicabut darinya anggota keluarga, kerabat, dan seluruh kenalannya di dunia.
Kedua, akan nampak baginya setelah meniggal dunia hal-hal yang tidak ia lihat dalam kehidupannya di dunia, sebagaimana halnya orang yang bangun dari tidurnya akan melihat hal-hal yang tidak nampak baginya tatkala dalam tidur".
      Kematian dalam segala bentuknya adalah milik Allah Swt. Setiap makhluk akan mendapatinya termasuk manusia. Al-Quran menyatakan secara pasti bahwa Allah swt telah menetapkan ajal bagi tiap tiap anggota kelompoknya. Apabila orang berusaha keras untuk menghindari kematian, sekuat apapun, maka perlindungannya itu tidak dapat menghindarkannya dari maut.
3. Manusia Saat Menghadapi Maut
       Manusia keadaannya berbeda-beda saat menghadapi maut, kesiapan manusia itu tergantung pada keimanan dan taqwanya kepada Allah Swt. Oleh karena itu, para ulama membagi tingkatan manusia dalam menghadapi maut menjadi tiga golongan.

Pertama, kelompok manusia yang dinamakan "hubbudunnya" (pecinta dunia) yakni mereka yang sangat cinta dunia. Oleh sebab itu  mereka enggan meninggalkan dunia yang sementara ini, dengan kecintaannya yang sangat tinggi dan mendalam terhadap kemegahan kekayaan sementara ia juga tahu bahwa tidak satupun yang di bawa ke akhirat, itulah sumber ketakutannya.

Kedua, kelompok manusia "at-taibu" (orang yang bertaubat) yakni orang yang beriman, selalu bertaubat, ingat maut, dan menyesali perbauatan yang selah. Kelompok ini adalah kelompok yang selalu merasa tidak siap menghadapi kematian. Bagi mereka belum sempurna bekal yang akan dibawa ke akhirat. Oleh karena itu mereka selau menghindari segala bentuk dosa dan maksiat.

Ketiga, kelompok "al-Aarifuuna" (orang yang arif terhadap Allah) yakni mereka selalu tahu secara dekat akan Allah Swt. Ini adalah kelompok orang yang selalu ingat akan kematian dan ingin kematian itu datang menjemputnya. Dia rindu kepada Allah Swt dan ingin bertemu denganNya.

Previous
« Prev Post

1 comment: