Kesempurnaan Amalmu Ikhlasmu

Posted by tabah on


https://avecdakwah.blogspot.co.id/2017/08/kesempurnaan-amalmu-ikhlasmu.htmlSecara bahasa ikhlas memiliki pengertian bersih dari segala noda dan menjadikan sesuatu murni, tanpa noda sedikitpun. Orang yang ikhlas karena Allah SWT adalah orang yang memenangkan Allah SWT dalam setiap aktivitas dan gerak hidupnya. Kemudian, dalam amalanya tidak disertai pamer, angkuh, serta tidak menghalangi manusia dari jalan Allah. Demikianlah orang yang ikhlas (QS. Al Anfal 8, 47).


Kedudukan ikhlas dalam Syariat Islam

Ibadah merupakan kewajiban setiap makhluk terhadap sang khaliq, karena justru untuk beribadah makhluk itu diciptakan tanpa terkecuali manusia. Dalam konteks ibadah, ikhlas itu sangat penting. Ia menentukan diterima tidaknya ibadah seseorang. Adapun kedudukan ikhlas dalam Dienul Islam ialah syarat-syaratnya ibadah. Banyak nash yang menunjukan tentang hal ini.

Ikhlas itu asasi

Betapa pentingnya keikhlasan ini, Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa amal shalih, baik yang wajib maupun yang sunnah, harus dibarengi dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT.

Mencapai derajat ikhlas

Tidak mudah untuk menjadi Ikhlas. Perlu usaha yang serius dan terus-menerus untuk berserah diri total kepada Allah SWT. Ada beberapa petunjuk untuk mencapai ikhlas, yakni:
1. Meluruskan niat
2. Berusaha keras menjaga ibadah
3. Berkeras mewujudkan cinta pada Allah
4. Bersungguh-sungguh dalam kethaatan


Keikhlasan paripurna Mushab Al Khair

Namanya Mushab bin Umar. Ia seorang pemuda yang tampan wajahnya, hidup dalam lingkungan yang serba kecukupan. Ibunya, Khunas binti Malik, amat marah ketika mendengar berita keislaman Mushab. Dipenjarakanya Mushab disuatu ruangan, agar mau meninggalkan Islam dan kembali pada berhala. Mushan tinggal dipernjara sampai ketika ia berhasil meloloskan diri untuk ikut hijrah ke Habsyi bersama para sahabat Rasullullah lainnya. Ditinggalkanya rumah dengan segala kemewahan materinya.

Orang memanggilnya Mushab Al Khair. Semenjak keluar dari rumah dan bergabung dengan kaum muslimin, berbagai ujian berat dihadapinya. Suatu hari ia tampil di hadapan para sahabat yang sedang duduk mengelilingi Rasullullah Saw. Begitu melihat Mushab, mereka menunjukan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa sahabat matanya basah, tidak tega melihatnya. Mereka melihat Mushab memakai baju lusuh yang bertambal-tambal. Padahal sebelum ia masuk Islam, begitu indah pakaiannya. Bersabda Rasulullah Saw, "Dahulu saya melihat Mushab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya. Kemudian ditinggalkanya semua itu demi cintanya kepada Allah dan RasulNya."

Dipeperangan Uhud ia terpilih sebagai pemimpin bawa bendera. Perang berkecamuk begitu seru, dan kaum Muslimin sempat terpukul mundur oleh kekuatan pasukan kafir. Pada saat yang genting seperti ini, Mushab tampil ke depan. Ia acungkan bendera tinggi-tinggi, sementara tangan satunya lagi memainkan pedang dengan lincahnya. Niatnya agar perhatian musuh tertuju padanya sehingga melupakan Rasulullah Saw. Ia ikhlas mengorbankan dirinya. Perhatikan kesaksian saat-saat terkahir kepahlawanan Mushab al Khair.

Sumber : Wa Islama Buletin dakwah

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment