Trik Menghadapi Fitnah

Posted by tabah on

Sering terjadinya fitnah di kalangan kaum muslimin bukanlah hal yang asing. Ia telah ada sejak fase pertama dakwah Islam di zaman nabi Muhammah Saw, bahkan juga pada masa-masa nabi sebelumnya. Fitnah terhadap ummat Islam akan senantiasa ada, karena itu menjadi salah satu faktor penguji keimanan seorang hamba.

Fitnah mengandung makna yang bermacam-macam, tergantung jenis peristiwa dan saat terjadinya. Fitnah bisa berarti petaka atau bencana yang melanda Ummat Islam. Fitnah juda dapat berupa tipu daya dan intrik kaum kafir dalam rangka menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Fitnah juga bisa berbentuk ujian yang datang dari Allah Swt dalam rangka menguji keimanan dan ketakwaan seseorang atau kaum muslimin. Fitnah dalam bentuk terjadinya bencana atau malapetaka yang menimpa kaum Muslimin barangkali tidak terlalu sering. Akan tetapi fitnah dalam bentuk kedua (tipu daya dan intrik kaum kafir) dan juga ketiga tidak akan kunjung berhenti. Kedua jenis fitnah ini terus menerus menerpa, sampai keimanan dan kekuatan hati kaum muslimin benar-benar teruji.

Dengan demikian, fitnah yang dialami seorang muslim sama dengan ujian kenaikan tingkat. Makin berat dan sulit ujiannya, makin tinggi pula peringkat yang akan dicapai di sisi Allah. Demikian halnya kaum Muslimin, makin banyak dan makin berat ujian yang diberikan Allah kepada mereka akan makin meningkatkan iman dan takwa mereka kepada Allah. Sekaligus juga sebagai proses kristalisasi untuk memilih siapa muslim sejati dan siapa pula muslim palsu.

Menghadapi Fitnah

Sudah menadi bentuk sunnatullah, dimana ada ujian di situ ada jalan. Dimana ada penyakit di sana ada obatnya. Allah tidak akan pernah menurunkan suatu ujian kepada manusia tanpa diiringi dengan jalan keluarnya. Seperti juga Allah tidak akan mengeluarkan penyakit kalau tidak adaa obatnya. Demikian ketentuan Allah yang pasti berlaku.

Kembali pada Allah dan Rasul

Rasulullah dalam hal berumah tangga pernah terkena fitnah yang dilemparkan kaum munafik yaitu memfitnah Siti Aisyah Ra melakukan hal-hal yang tidak senonoh dengan sahabat Safwan. Dalam peristiwa ini dikenal dengan Haditsul Ifki atau berita bohong. Kaum muslimin nyaris porak poranda setelah mendengar fitnah itu, keadaan reda setelah Allah menurunkan firmanNya yang membantah berita bohong itu, sekaligus meneguhkan kesucian Siti Aisyah Ra. Peristiwa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fitnah memiliki target memecah belah kesatuan kaum Muslimin dan cara menghadapinya kita harus kembali kepada Allah dan Rasul. Setelah kembali pada Allah dan Rasul yang kedua untuk mengatasi fitnah adalah klarifikasi dan Ishlah (mengadakan perdamaian). Maksud dari ishlah adalah sikap seorang muslim yang suka menahan diri dari memperturutkan emosi, suka menyambung silahturahmi, menyambung tali persaudaraan, dan senantiasa mencari jalan terbaik dan penuh manfaat.

Mempertahankan Kokohnya Keimanan

Keberhasilan suatu perjuangan pada akhirnya ditentukan oleh kekuatan internal yang bersangkutan. Betapapun keras dan hebatnya serangan musuh Islam, tidak akan ada artinya sepanjang umat Islam sendiri memiliki kekebalan dan ketangguhan yang prima. Ibarat tubuh yang sehat dan bugar akan berhasil mengusir penyakit yang datang dari luar. Sebaliknya kondisi tubuh yang lemah dan kurang fit akan mudah sekali terserang penyakit, walau dengan sebab yang sepele sekalian. Demikianlah yang sudah kita pahami dalam strategi dakwah Islamiyah.

Ketekunan musuh-musuh Islam merancang, memprogram, dan melakukan aktivitas pengrusakan umat adalah suatu hal yang wajar. Sebab hal itu memang sudah menjadi tabiat, karakter, dan program utamanya. 

Kewajiban kita adalah memperkuat daya tahan dan stamina dalam berjuang. Perjalanan dakwah Islam ini sangat panjang, melelahkan, dan membutuhkan kesabaran dan kekuatan prima. Tanpa keteguhan internal niscaya orang akan tergelincir pada lembah keputusasaan, kekhawatiran, dan kelemahan. Dengan daya tahan dan kekebalan iman itu, serangan gencar musuh-musuh Islam tidak dapat menggoncangkan kesatuan umat.

Sumber: Wa Islama Buletin Dakwah

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment