Frederick W. Taylor
melakukan sebagian besar karyanya di Midvale dan Bethlehem Steel Companies di
Pennsylvania. Sebagai seorang insinyur mekanik dengan latar belakang Quaker dan
Puritan, dia terus menerus merasa muak dengan tidak efisiennya para pekerja. Para
pekerja itu menggunakan berbagai macam teknik untuk melakukan pekerjaanyang
sama. Mereka cenderung menganggap gampang pekerjaannya Taylor berpendapat bahwa
hasil dari para pekerja itu hanyalah kurang lebih sepertiga dari yang seharusnya.
Nyaris tidak ada standar kerja disana. Para pekerja ditempatkan kedalam
pekerjaan dengan sedikit sekali atau bahkan sama sekali tidak sesuai dengan
kemampuan dan bakat yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Taylor berniat
untuk mengoreksi keadaan tersebut dengan metode ilmiah bagi berbagai pekerjaan
dilantai pabrik. Dengan asyiknya dia menghabiskan lebih dari 20 tahun guna
mengejar satu-satunya cara terbaik untuk menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Pengalaman Taylor
di Midvale menyebabkan ia dapat mendefinisikan pedoman yang jelas untuk
meningkatkan efisiensi produksi. Taylor berpendapat bahwa keempat prinsip
manajemen yang ini:
1. Kembangkanlah
suatu ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode
lama yang bersifat untung-untungan.
Secara
ilmiah pilihlah kemudian latihlah, ajarilah atau kembangkanlah pekerjaan
tersebut.
2. Bekerjasamalah
secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
3. Bagilah
pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para
pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya
daripada bagi para pekerja.
akan menghasilkan
keuntungan baik bagi para pekerja maupun manajer. Bagaimanakah prinsip-prinsip inilah
itu benar-benar bekerja.
Contoh manajemen
ilmiah Taylor yang paling luas dikutip adalah percobaan besi gubal. Para pekerja
memuat besi gubal berbobot 92 pounds ke dalam sejumlah kereta. Hasil rata-rata harian mereka adalah 12,5 ton. Namun, Taylor berpendapat bahwa dengan
menganalisis pekerjaan tersebut secara ilmiah untuk menentukan satu-satunya cara
terbaik untuk membuat besi gubal, maka hasilnya dapat ditingkatkan menjadi
antar 47 hingga 48 ton perhari. Setelah lama mencoba secara ilmiah berbagai
kombinasi prosedur, teknik, dan peralatan, Taylor berhasil mencapai tingkat
produktivitas tersebut. Bagaimana? Dia menaruh orang yang tepat pada pekerjaan
itu dengan perlengkapan dan peralatan yang tepat, menyuruh pekerja itu
mengikuti secara tepat petunjuk-petunjuknya, dan memotivasi para pekerja itu
dengan insentif ekonomi yakni upah harian yang jauh lebih tinggi. Dengan menggunakan
pendekatan serupa untuk pekerjaan lainnya, Taylor mampu merumuskan satu-satunya
cara terbaik untuk melakukan tiap-tiap pekerjaan itu. Secara keseluruhan, Taylor
mencapai perbaikan dalam produktivitas perbaikan yang konsisten dalam kisaran
200% atau lebih, dengan studinya yang menggebrak tentang kerja manual
menggunakan prinsip ilmiah, Taylor menjadi terkenal sebagai bapak manajemen
ilmiah. Gagasan-gagasannya menyebar di Amerika S, Prancis, Jerman, dan Jepang,
dan mengilhami lainnya untuk mempelajari dan mengembangkan sejumlah metode
manajemen ilmiah. Pengikut yang paling menonjol adalah Frank dan Lilian
Gilbreth.
No comments:
Post a Comment