Solidaritasmu Imanmu

Posted by tabah on



"Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, masing-masing tidak boleh mendzalimi dan membiarkan yang lain tanpa pertolongan. Barangsiapa memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa melepaskan kesusahan saudaranya, maka Allah akan melepaskan kesusahannya di Hari Kiamat. Dan barangsiapa menutup cela seorang muslim, maka Allah akan menutup cela dirinya pada Hari Kiamat." (THR. Bukhori Muslim).
 
Solidaritas adalah sifat solider; sifat satu rasa; perasaan setia kawan (KBBI). Secara umum dapat dikatakan bahwa solidaritas adalah rasa senasib sepenanggungan, keadaan di mana seseorang senantiasa merasakan keadaan dan kejadian yang dialami oleh saudaranya apakah itu berupa kesenangan, kegembiraan, dan kebahagaian maupun kesedihan dan penderitaan. Rasa senasib sepenanggungan itu ditimbulkan oleh adanya rasa cinta dan kasih sayang. Pada dasarnya rasa cinta yang tumbuh dalam ukhuwah adalah manifestasi dari eksistensi iman dalam dirinya. Solidaritas adalah salah satu wujud adanya Ukhuwah Islamiyah. 

 Mencintai karena Allah SWT

Salah satu unsur terpenting dalam ukhuwah adalah cinta. Oleh karena iman itu bertambah dan berkurang, naik dan turun, maka demikian pula halnya dengan cinta seseorang kepada saudaranya. Cinta memang bertingkat-tingkat. Derajat muhabbah (cinta) paling ringan adalah salamatush shadr (bersihnya hati seseorang terhadap saudaranya, husnudzon/ baik sangka) dari perasaan hasud, benci, dengki, dan sebab-sebab pertengkaran maupun permusuhan.

Saling benci dan permusuhan adalah siksaan yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang kufur terhadap RisalahNya. Pada dasarnya suasana kebencian dan permusuhan adalah suasana dan keadaan yang buruk tidak menyenangkan. Pada keadaan seperti itulah syaithan dapat menjual daganganya dengan laris manis seperti suudzon (buruk sangka), tajassus (memata-matai, mencari-cari keburukan orang lain), mengadu domba, dusta, ghibah, dan lainnya. Dengan demikian memperbaiki hubungan adalah amal kebajikan yang amat bernilai tinggi.

Berikutnya tingkat muhabbah yang paling tinggi adalah itsar. Rasullulah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (THR. Muttafaqun 'alaih). Itsar adalah mendahulukan kepentingan dan kebutuhan saudaranya daripada diri sendiri terhadap segala urusan yang disukai dan dicintainya. Itulah yang dipersembahkan Kaum Anshar atas saudaranya Muhajirin. 

Karakteristik Orang-orang yang Ber-Ukhuwah Islamiyah

Semua memang bersumber dari keberadaan Iman. Pada kenyataanya kokoh tidaknya hubungan ukhuwah islamiyah itu memang sangat bergantung kepada keadaan pribadi masing-masing yang bersangkutan dengan iman. Gambaran sedikit detail diberikan oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi. Beliau menyebutkan bahwa orang-orang yang harus dijadikan saudara memiliki karakteristik kepribadian sebagai berikut:
1. Berakal
2. Berakhlak mulia
3. Bertakwa
4. Berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunah.

Hak-hak Ukhuwah 

Dalam Islam hak-hak ukhuwah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membantu dengan dana
2. Membantu saudaranya memenuhi kebutuhannya, mengutamakan saudaranya.
3. Menjaga lisan dengan tidak membeberkan aib saudaranya baik sepengetahuan maupun tanpa sepengetahuannya, tidak membongkar seluruh rahasianya, dan tidak berusaha mengetahui rahasia-rahasia saudaranya.
4. Memberikan sesuatu yang dicintai saudaranya dari lisannya dengan memanggil dengan nama yang paling dia sukai, menyebutkan kebaikannya tanpa sepengetahuannya atau didepannya, menyampaikan pujian orang kepadanya sebagai bentuk keirian kepadanya dsb.\
5. Memaafkan kesalahanya, menutupi aibnya, dan berbaik sangka kepadanya.
6. Memiliki hak ukhuwah dengan mengokohkan dan mempertahankan perjanjiannya dsb.
7. Tidak menyuruh saudaranya mengerkajan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya atau tidak disenanginya.
8. Mendoakan saudaranya, anak-anaknya, dan orang-rang yang terkait dengannya.

Sumber Kutipan:

Wa Islama Buletin Dakwah. Edisi 24/ XXVII
 

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment